Pembangunan Infrastruktur Tuk Indonesia yang Lebih Maju

PEMBANGUNAN JALAN LAYANG CIMANGGIS - CIBITUNG TOLLWAYS (CCT)

Problem yang dihadapi kebanyakan wilayah perkotaan adalah perihal kemacetan. Sekarang ini problem lalu lintas tersebut bahkan mulai merambah ke desain, bukan hanya di kota besar saja. Walaupun jalan-jalan baru dibuka, namun tidak dapat menyamai laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi. Masalah transportasi ini memang merupakan masalah serius. Jika dihitung-hitung, akumulasi dari kemacetan-kemacetan tersebut dapat menyebabkan kerugian, bukan hanya dari segi materiil tetapi juga dari segi imateril. Salah satu gagasan untuk mengurai kemacetan tersebut adalah membangun jalan layang, dikarenakan sudah sangat terbatasnya lahan untuk dilakukan pelebaran jalan pada beberapa tempat.

Kali ini, saya akan menyampaikan perkembangan pembangunan jalan layang Cimanggis - Cibitung di depan Citra Gran, Jalan Alternatif Cibubur Cileungsi atau Trans Yogie, yang dikerjakan oleh PT Waskita Toll Road. Informasi ini saya peroleh setelah sempat mewawancarai Bapak Kurniawan pada tanggal 11 Desember 2017.


Pembangunan jalan layang CCT ini dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi 1 dan sesi 2. Kebetulan untuk area trans yogie ini masuk ke sesi 2. Untuk pembangunan sesi 2 sendiri dibagi menjadi 3 tempat,  yaitu Trans Yogie,  Taman Rahayu, dan Cibitung untuk exit tol-nya. Anggaran yang dipersiapkan untuk pembangunan sesi 2 yaitu sekitar 3,8 Triliun.

Pembangunan jalan layang CCT ini untuk area median menggunakan metode sosrobahu, (yaitu engsel putar yang dipasang antara ujung tiang pancang dengan kepala tiang atau biasa disebut pierhead, kemudian proses pengecoran kepala tiang penyangga jalan tol bisa dilakukan sejajar dengan arah jalan sehingga bisa mengurangi penggunaan ruang jalan saat pengecoran) dan merupakan jalan layang yang memiliki pierhead terbesar pertama di dunia dengan ukuran atau bentang 32,8 meter sedangkan yang biasa diterapkan di Manila hanya sekitar 22 meter.

Keseluruhan panjang jalan pada pembangunan sesi dua yaitu sekitar 32,5 km. Proyek jalan layang ini menggunakan pondasi dalam jenis bore-pile, yaitu bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu dengan cara membuat lobang yang di cor dengan alat khusus.

Saat ini untuk pembangunan sesi 2 sudah berjalan sekitar 25% dan total pembebasan lahan untuk sesi dua sendiri baru sekitar 35%. Target proyek pembangunan ini jika menurut kontrak diharapkan sudah selesai dalam 2 tahun, yaitu sekitar tahun 2020. Namun jika dilihat dari kondisi sekarang sepertinya proyek ini tidak dapat selesai sesuai target. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kendala, salah satunya yaitu pembebasan lahan. Sejatinya, dimana ada proyek pembangunan,  yang membuat lama proyek itu selesai adalah pembebasan lahan, karena tidak semua masyarakat dapat menerima pembangunan.

Tanggapan masyarakat sekitar terhadap proyek pembangunan jalan layang ini ada yang pro dan ada juga yang kontra, ada yang setuju dan ada beberapa yang keberatan. Kebetulan untuk di daerah Trans Yogie tidak mengalami gangguan yang berarti karena masyarakat sekitar sudah bisa menerima proyek ini. Akan tetapi untuk pembangunan yang ada di Taman Rahayu Cijengkol sedikit mengalami kendala pada saat pembebasan lahan.

Dampak dari pembangunan jalan layang terhadap lingkungan sekitar sama seperti proyek pada umumnya, yaitu terjadi kemacetan di sepanjang area pembangunan. Dimana ada pembangunan yang belum selesai pasti memakan jalan dan menyebabkan kemacetan, apalagi di daerah berkembang yang arus lalu lintas sekitarnya cukup padat. Akan tetapi hal itu sebanding dengan hasil yang didapkan ketika jalan layang ini selesai dibangun. Masyarakat sekitar yang berlalu-lalang tidak perlu lagi repot-repot melewati jalur bawah dan dapat langsung menuju Cibitung.


Lampiran :









Setelah melakukan proses wawancarara proyek pembangunan secara langsung, saran saya,  jika ingin pergi ke proyek,  jangan pernah menggunakan sepatu bagus yang sering dipakai untuk jalan-jalan ke mall. Karna akan sulit membersihkan sepatunya. Selain itu, kondisi tanah yang ada di proyek cenderung berlumpur dan tidak rata.  Jadi jika tidak menggunakan sepatu yang safety,  dapat membahayakan diri sendiri.

Sekian yang dapat saya sampaikan, jika ada beberapa informasi yang salah diberitakan mohon dimaafkan.

Komentar

Postingan Populer